Featured Event

Berita Franchise, Bisnis & Ekonomi

IFRA 2016 - Kembangkan Waralaba Indonesia Ke Mancanegara

Tanggal : 2016-06-17





Jakarta, 7 Juni 2016 - Para pelaku waralaba Indonesia diharapkan mampu mengembangkan bisnis mereka tidak hanya di Indonesia tetapi juga ke mancanegara. Ini menjadi salah satu poin dari penyelenggaraan International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2016. Waralaba Indonesia memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih jauh lagi. Saat ini, waralaba masih didominasi oleh sektor makanan dan minuman yang mencapai 60 persen dari seluruh waralaba yang ada. Di luar itu, masih banyak bidang lain yang bisa digarap oleh pelaku waralaba.

Dari sekitar 700 warala yang ada di Indonesia, baru 55 waralaba yang merupakan merek lokal. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi para pelaku dan pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan waralaba lokal. Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar, berharap penyelenggaraan IFRA bisa memicu masyarakat untuk lebih berani menjadi pengusaha melalui sistem waralaba.

Sektor waralab memberikan kontribusi yang cukup besar bagi ekonomi Indonesia. Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, mengatakan sampai Mei 2016 pertumbuhan ekonomi tercatat mencapai 4,9 persen. Dari angka tersebut, 4,4 persen disumbangkan oleh sektor perdagangan besar dan eceran, termasuk waralaba, atau sekitar Rp303,4 triliun. Hal ini mencerminkan besarnya perputaran uang yang beredar di sektor waralaba. Namun Srie menyatakan pertumbuhan sektor waralaba di Indonesia belum seperti yang diharapkan.

Belum adanya aturan main yang jelas di sektor waralaba menjadi salah satu kendala yang membuat pertumbuhan waralaba di Indonesia terasa lambat. Untuk itu, pemerintah saat ini sedang menyusun peta jalan yang akan menjadi panduan bagi pengembangan bisnis waralaba di Indonesia. Peta jalan ini akan memberikan berbagai informasi terkait waralaba seperti bagaimana mengembangkan dan mengelola bisnis waralaba.

Dengan pemahaman yang baik tentang berbagai faktor terkait waralaba, para pelaku diharapkan bisa mengembangkan bisnis mereka secara berkesinambungan, tidak hanya di dalam negeri tetapi di luar negeri. Saat ini, baru beberapa merek waralaba yang bisa menembus pasar internasional seperti Kebab Turki Baba Rafi, Es Teler 77, Alfamart, Bumbu Desa dan lain-lain. Ke depannya diharapkan akan semakin banyak pelaku waralaba yang unjuk diri di level internasional.

Salah satu strategi yang bisa digunakan oleh pelaku waralaba untuk mengembangkan bisnis mereka adalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Saat membuka IFRA 2016, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, mendorong pebisnis waralaba Indonesia untuk mulai melirik teknologi digital atau online dalam mengembangkan usaha mereka. "Sekarang adalah era digital. Jadi ke depan kita harus sinergikan perkembangan ekonomi dengan fenomena digital ini," ujarnya.

Saat ini sosial media memiliki peran yang cukup dominan dalam menyebarkan suatu trend. Apabila pelaku waralaba cermat menggunakan sosial media dan situs mereka, dampaknya akan sangat baik bagi usaha mereka. Berdasarkan Nielsen Global Trust in Advertising Report 2015, kepercayaan publik atas suatu perusahaan atau produk didapatkan dari situs perusahaan, referensi personal, dan ulasan di media online. Laporan tersebut juga menyatakan 83 persen responden akan mengikuti anjuran dari orang yang mereka kenal.

Lebih lanjut Srie juga menyatakan pemanfaatan teknologi digital memudahkan pelaku waralaba dalam berinteraksi dengan konsumen mereka, termasuk mendapatkan masukan langsung mengenai layanan. Dengan begitu, pengendalian kualitas dan peningkatan layanan bisa dilakukan dengan lebih efektif.

Siapkan Pelaku Hadapi Persaingan

Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) membuka pintu bagi pelaku waralaba lokal untuk mengembangkan sayap ke pasar regional. Pun sebaliknya, tidak sedikit pewaralaba regional yang telah siap memasuki pasar Indonesia. Lembaga riset Spire menyatakan pasar waralaba Indonesia pada 2016 akan banyak diserbu oleh pewaralaba asing. Indonesia harus siap menghadapi persaingan terbuka paska pemberlakuan MEA.

Selain pewaralaba lokal, Pameran IFRA 2016 juga diikuti dan dihadiri oleh perwakilan asosiasi franchise dari beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan lain-lain. Jumlah penduduk yang besar menjadikan Indonesia pasar yang sangat potensial bagi para pelaku waralaba. Hal ini ditambah dengan masih banyaknya daerah yang belum sepenuhnya tersentuh bisnis waralaba. Di dalam berbagai kesempatan, Ketua AFI Anang Sukandar menyatakan bahwa waralaba di Indonesia masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih baik lagi. Menurutnya masih banyak bidang waralaba yang belum tersentuh para pelaku waralaba Indonesia. Pameran IFRA 2016 menjadi medium bagi para pelaku waralaba untuk mulai menjajaki peluang di berbagai daerah lain di Indonesia.

IFRA 2016 yang baru saja berakhir berhasil menarik pengunjung sebanyak 14.953 orang dengan nilai transaksi selama pameran berlangsung mencapai Rp 485 miliar. Antusiasme pengunjung untuk melihat peluang bisnis sudah terlihat sejak hari pertama pameran. Kehadiran 320 merek dari 180 perusahaan menyediakan banyak pilihan bagi pengunjung untuk memilih jenis waralaba yang sesuai minat dan tingkat permodalan yang mereka miliki. Perhelatan IFRA 2016 diharapkan bisa meningkatkan pelaku waralaba Indonesia, tidak hanya di kota besar tetapi juga di kota-kota lain di Indonesia ( sumber : IFRA Press Release Post Event )

Informasi lebih lanjut harap menghubungi:

Website : www.ifra-indonesia.com
  www.dyandra.com


 
Franchise Qin Qin Ice Cream ~ Peluang Bisnis Soft Es Krim, Boba, Tea
Franchise Qin Qin Ice Cream ~ Peluang Bisnis Soft Es Krim, Boba, Tea